A. PENGERTIAN SEJARAH SASTRA
Sejarah sastra adalah salah satu bagian dari kajian ilmu sastra. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, sajarun yang berarti pohon. Pohon menggambarkan adanya akar, cabang, dan ranting yang memperlihatkan adanya proses susunan peristiwa secara kronologis.Sejarah itu sendiri mempunyai arti yang sama, yaitu rekaman perjalanan kehidupan manusia dari masa lampau sampai masa-masa berikutnya.
Karya sastra adalah salah satu bagian dari asset budaya suatu bangsa. Bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang tidak hanya memiliki hasil karya sastra bangsanya, tetapi juga menghargai dan memberikan apresiasinya terhadap karya sastra sebagai hasil karya bangsanya itu.Sejarah sastra Indonesia adalah bagian dari kajian ilmu sastra yang mempelajari kesusastraan Indonesia mulai munculnya kesusastraan Indonesia sampai masa-masa selanjutnya, dengan segala persoalan yang melingkupinya.
Sebagai contoh : Di akhir abad ke-20, terbit novel Saman karya Ayu Utami yang ‘menghebohkan’ dunia sastra Indonesia. Tahun 70-an terbit novel-novel Trilogi Iwan Simantupang, Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969) dan Kering (1970) yang dianggap novel absurd, sarat filsafah, yang sulit dipahami, karena berbeda dengan pola-pola cerita pada novel-novel tahun-tahun sebelumnya. Jauh sebelumnya, pada tahun 40-an terbit novel Belenggu yang dianggap mengusik keindahan sastra dengan ‘menelanjangi’ kehidupan kaum elit yang diwakili oleh keluarga dokter Sukartono. Pada tahun 20-an, lahir novel Sitti Nurbaya yang sangat laris pada masa itu sehingga melampaui kelarisan novel-novel yang lahir sebelumnya seperti Azab dan Sengsara.
B. JENIS - JENIS PUISI LAMA
# MANTRA
Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan
gaib. Kekuatan mantra dianggap dapat menyembuhkan atau mendatangkan
celaka. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan
sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat
kepercayaan.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
# PERIBAHASA
Peribahasa merupakan kalimat yang mengiaskan maksud tertentu. Bentuk peribahasa antara lain :
* Pepatah: peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orangtua.
*Perumpamaan: kalimat yang mengungkapkan perbandingan atau pengibaratan sesuatu dengan sesuatu yang sekiramya bisa dikiaskan.
* Ungkapan: adalah kiasan untuk memperhalus maksud kalimat.
* Tamsil: pengibaratan tentang suatu hal
* Pameo: merupakan kata ejekan atau kata-kata yang berisi sindiran
# PANTUN
Pantun merupakan puisi lama yang etrdiri atas empat baris. pantun juga bisa merupakan peribahasa sindiran.
Menurut bentuknya, pantun dibedakan menjadi:
* Pantun biasa
* Seloka: merupakan pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait
saja, sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
* Pantun orangtua: biasanya berisi tentang nasihat, agama, dan adat
* Pantun jenaka: pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang
mendengarnya, ataupun terkadang sebagai cara untuk saling menyindir
dalam suasana penuh keakraban, supaya tidak mudah tersinggung.
Contoh :
Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
# SYAIR
Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
# SYAIR
Syair merupaka puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang selalu berakhiran dengan bunyi yang sama
Contoh syair misalnya:
Syair Singapura Dimakan Api (sejarah), Syair
Perahu (berisi ajaran agama), Syair Bidadari (rekaan), Syair Ken
Tambuhan (rekaan), dan lain-lain. Berikut dikutipan dua bait dari Syair
Ken Tambuhan.
# GURINDAM
Gurindam adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri-ciri: (a) setiap bait
terdiri atas dua larik; (b) setiap bait berima akhir /a/-/a/; (c) larik
pertama merupakan sebab atau syarat, sedangkan larik kedua merupakan
akibat atau simpulan; (d) kedua larik merupakan kesatuan yang utuh, dan
isinya biasanya berupa nasihat tentang keagamaan, budi pekerti,
pendidikan, moral, dan tingkah laku. Gurindam yang paling terkenal
adalah Gurindam Dua Belas yang dikarang oleh Raja Ali Haji yang terdiri
atas dua belas pasal.Berikut dikutipkan gurindam pasal II dan IV dari
Gurindam Dua Belas.
II
Barangsiapa meninggalkan sembahyang
seperti rumah tiada bertiang.
Barangsiapa meninggalkan zakat
tiadalah hartanya beroleh berkat.
IV
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
jikalau lalim, segala anggota pun rubuh.
Pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala.
II
Barangsiapa meninggalkan sembahyang
seperti rumah tiada bertiang.
Barangsiapa meninggalkan zakat
tiadalah hartanya beroleh berkat.
IV
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
jikalau lalim, segala anggota pun rubuh.
Pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
# TALIBUN
Talibun adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri-ciri: (a) setiap
baitnya terdiri atas 6, 8, 10 larik lebih, bahkan sampai ada talibun
yang satu baitnya terdiri atas 20 larik; (b) mempunyai sampiran dan isi;
(c) rumus rimanya abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya; (d)
terdiri dari dua bagian, bagian sampiran dan bagian isinya. Jadi,
talibun yang terdiri dari 6 larik misalnya, tiga larik pertama merupakan
sampiran, sedangkan 3 larik berikutnya merupakan isinya.Isinya
bervariasi.Ada yang mengisahkan kebesaran/kehebatan sesuatu tempat,
keajaiban sesuatu benda/peristiwa, kehebatan/kecantikan seseorang, dan
kelakuan serta sikap manusia.Berikut dikutipkan berapa contoh talibun.
Contoh :
talibun 6 larik (abc-abc).
Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
Kalau anak pergi ke lepau
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
C. PENGERTIAN PUISI LAMA
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
D. CIRI - CIRI PUISI LAMA
a) Mantra
Ciri-ciri:
Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø Bersifat lisan, sakti atau magis.
Ø Adanya perulangan.
Ø Metafora merupakan unsur penting.
Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius.
Ø Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
b) Pantun
Ciri – ciri :
Ø Setiap bait terdiri 4 baris.
Ø Baris 1 dan 2 sebagai sampiran.
Ø Baris 3 dan 4 merupakan isi.
Ø Bersajak a – b – a – b.
Ø Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
Ø Berasal dari Melayu (Indonesia).
c) Karmina
Ciri-ciri :
Ø Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Ø Bersajak aa-aa, aa-bb.
Ø Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Ø Tidak memiliki sampir an, hanya memiliki isi.
Ø Semua baris diawali huruf kapital.
Ø Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Ø Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
d) Seloka
Ciri-ciri :
Ø Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.
Ø Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
e) Gurindam
Ciri-ciri :
Ø Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian.
Ø baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
f) Syair
Ciri-ciri :
Ø Terdiri dari 4 baris.
Ø Berirama aaaa.
Ø Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair.
g) Talibun
Ciri-ciri:
Ø Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Ø Jika s atu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Ø Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Ø Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Ø Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d.
Ciri-ciri:
Ø Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
Ø Bersifat lisan, sakti atau magis.
Ø Adanya perulangan.
Ø Metafora merupakan unsur penting.
Ø Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius.
Ø Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
b) Pantun
Ciri – ciri :
Ø Setiap bait terdiri 4 baris.
Ø Baris 1 dan 2 sebagai sampiran.
Ø Baris 3 dan 4 merupakan isi.
Ø Bersajak a – b – a – b.
Ø Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
Ø Berasal dari Melayu (Indonesia).
c) Karmina
Ciri-ciri :
Ø Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
Ø Bersajak aa-aa, aa-bb.
Ø Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
Ø Tidak memiliki sampir an, hanya memiliki isi.
Ø Semua baris diawali huruf kapital.
Ø Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
Ø Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
d) Seloka
Ciri-ciri :
Ø Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.
Ø Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
e) Gurindam
Ciri-ciri :
Ø Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian.
Ø baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
f) Syair
Ciri-ciri :
Ø Terdiri dari 4 baris.
Ø Berirama aaaa.
Ø Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair.
g) Talibun
Ciri-ciri:
Ø Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Ø Jika s atu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Ø Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Ø Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Ø Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d.
E. Manfaat Puisi
Sebagai
karya sastra puisi mempunyai berbagai manfaat. Kebermanfaat puisi telah
berlangsung sejak lahirnya, manfaat tersebut telah dirasakan manusia
jauh sebelumnya. Karena itu dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
sebagai berikut :
(1) Puisi dapat menjadi arahan dalam membentuk kepribadian
(2) Dapat mengembangkan cognitive peserta didik
(3) Dapat melatih diri berimajinasi
(4) Dapat menggambarkan kehidupan manusia dan lingkungan tertentu.
(5) Dapat membangkitkan semangat heroik
(6) Menceritakan suara alam dan lingkungan manusia.
(7) Dapat membandingkan dan mengapresiasikan karya sastra.
(8) Berdasarkan pandangan penyair
(9)
Puisi memberikan motivasi bagi pembaca puisi bahwa dirinya telah
melahirkan suatu ungkapan dengan bahasa yang indah, bebas dan misteri.
(10) Melalui puisi penyair dapat menyampaikan protes sosial bagi lingkungan masyarakat tertentu.
dirangkum oleh : Muhamad abdul rouf
Narasumber :